Sabtu, 18 Juni 2016

Review Jurnal

1. Judul Jurnal
KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA: STUDI ANALISIS META

2. Nama Penulis : Zaenal Fanani

3. Nama Jurnal : Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.18, No.2

4. Tahun Jurnal : 2014

5. Latar Belakang Penelitian
  Corporate governance merupakan salah satu dasar dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yaitu meliputi hubungan antara manajemen perusahaan dan stakeholder (agent dan principal). Corporate governance diperlukan untuk mengendalikan perilaku pengelola perusahaan agar bertindak tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, corporate governance berupaya menyamakan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan. Konsep indikator pelaksanaan corporate governance dalam perusahaan terdiri dari auditor, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan insti tusional, dan proporsi dewan komisaris independen. Corporate governance berkenaan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakni bahwa manajer tidak akan mencuri dan menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan.
  Auditor big four adalah auditor yang memiliki keahlian dan memiliki reputasi yang tinggi diban-ding auditor non big four. Karena itu auditor big four perusahaan secara sungguh-sungguh memper-tahankan pangsa pasar, kepercayaan masyarakat, dan reputasinya dengan cara memberikan perli-dungan kepada publik. Jika auditor tidak mampu mempertahankan reputasinya, maka masyarakat tidak memberikan kepercayaan terhadap auditor big four sehingga auditor ini akan tiada dengan sen-dirinya. Karena itu untuk melindungi reputasinya,  auditor big four akan bekerja secara cermat dan hati-hati. 
   Adanya kemung-kinan auditor akan menemukan fraud dalam sistem akuntansi dan kemudian melaporkan fraud ter-sebut, variabel auditor mampu mereduksi atau menekan adanya praktik manajeman laba dalam perusahaan. Dari kajian konsep dan empiris terse-but, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
  H1: auditor secara robust memengaruhi manajemen laba.

  Siregar & Bachtiar (2005) juga menyebutkan komite audit akan melakukan monitoring terhadap aktivitas perusahaan yang bersangkutan secara independen, sehingga dengan adanya keberadaan komite audit mampu meningkatkan praktik good corporate governance di dalam perusahaan. Sehingga dapat dikatakan komite audit akan berpengaruh negatif tehadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Komite audit dihitung dengan menjumlah komite audit yang dimiliki oleh perusahaan yang berkaitan. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2: Komite audit secara robust memengaruhi manajemen laba.

  Boediono (2005) secara umum dapat dikatakan bahwa presentase tertentu kepemilikan saham oleh pihakmanajemen cenderung memengaruhi tindakan manajemen laba. Sehingga diprediksi kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap mana-jemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
      Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
 H3: kepemilikian manajerial secara robust memengaruhi manajemen laba.

 presentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat memengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen. Sehingga diprediksi kepemilikian institusional memiliki hubungan positif dengan manajemen laba. Variabel diukur dengan mengunakan indikator presentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari seluruh jumlah modal saham perusahaan yang beredar.

H4: kepemilikian institusional secara robust memengaruhi manajemen laba.

Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan peraturan pencatatan efek Nomor I-A tentang ketentuan umum pencatatan efek bersifat ekuitas di bursa yang salah satu isinya terkait dengan pelaksanaan good corporate governance, yaitu komisaris independen. 
      Komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator presentase anggota dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggotan dewan komisaris perusahaan. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
H5: komisaris independen secara robust memengaruhi manajemen laba .

. Halim et al. (2005) menyebutkan bahwa leverage me-mengaruhi manajemen laba pada perusahaan, berdasarkan debt covenant hipothesis, terdapat hubungan positif antara tingkat leverage dengan manajemen laba.Sehingga diprediksi semakin tinggi proporsi leverage yang dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin besar kecenderungan manajer melakukan manajemen laba. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
 H6leverage secara robust memengaruhi manajemen laba.

Tingat pertumbuhan (growth) diukur dengan selisih antara nilai penjualan bersih pada akhir periode dengan nilai penjualan bersih pada awal periode lalu dibagi dengan nilai penjualan bersih pada awal periode. Tingkat pertumbuhan diprediksi memiliki hubungan positif dengan pemerataan laba. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
 H7: tingkat pertumbuhan secara robust memengaruhi manajemen laba.

(Chung et al., 2005; Lobo & Zhou, 2005; Tresnaningsih, 2008; dan Becker et al., 2010) menemukan bahwa perusahaan dengan arus kas operasi yang tinggi akan cenderung untuk tidak melakukan peningkatan laba melalui peningkatan akrual diskresioneri. arus kas bersih dari aktivitas operasi diukur dengan menjumlahkan arus kas operasi perusahaan pada tahun t, dibagi dengan log total asset (t-1). Sehingga CFO diprediksi memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
 H8: arus kas operasi secara robust memengaruhi manajemen laba.

Rahmawati et al. (2007) yang menyatakan semakin besar perusahaan, semakin besar pula tingkat manajemen laba. Sehingga size diprediksi memiliki hubungan positif dengan earning manajemen.
 H9: ukuran perusahaan secara robust memengaruhi manajemen laba.

Arnawa (2006) dengan mengunakan rasio return on assets (ROA) dapat dilihat seberapa besar kinerja suatu perusahaan, nilai rasio ROA yang rendah diduga akan lebih memotivasi pihak manajemen da-lam melakukan tindakan manajemen laba dengan jalan meningkatkan laba perusahaan.
      Dari kajian konsep dan empiris ter-sebut, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
 H10: kinerja perusahaan secara robust memengaruhi manajemen laba.
Wasilah (2005) menjelaskan tingginya nilai market to book value (MTBV) mencerminkan ting-ginya ekspektasi pasar bahwa return perusahaan di masa yang akan datang akan lebih besar. MTBV diukur dengan mengalikan jumlah saham beredar akhir tahun dengan harga saham penutupan akhir tahun, lalu membaginya dengan total ekuitas. Berdasarkan argumen tersebut diperkirakan bahwa rasio MTBV memiliki hu-bungan yang positif dengan pemerataan laba. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik hipotesis sebagai berikut:
 H11: nilai buku secara robust memengaruhi mana-jemen laba. 

 6. Metode
Pendekatan analisis meta, di-mana pendekatan ini digunakan untuk menguji hipotesis dan menjelaskan hasil perhitungan yang telah dilakukan. Obyek penelitian ini adalah artikel penelitian earning manajement yang terpublikasi di Indonesia selama sepuluh tahun sejak tahun 2000 sampai dengan 2009.
Variabel dependen dalam penelitian ini ada-lah manajemen laba yang diwakili dengan variabel discretionary accrual. Sedangkan variabel inde-penden adalah suatu variabel tercakup di dalam hipotesis penelitian. Pada penelitian ini adalah good corporate governance (auditor, komite audit, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional) dan karakteristik perusahaan (leverage perusahan, tingkat pertum-buhan, arus kas operasi, ukuran perusahaan, ki-nerja perusahaan, dan nilai buku perusahaan). Definisi dan pengukuran variabel dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1. Nama dan Pengukuran Variabel

Nama Variabel
Pengukuran
Manajemen Laba
Modified Jones Kothari, Leone, Wasley (2005); Jones Model (1991); Modified Jones

Model Kasznik (1999); Modified Jones Model (Dechow et al., 1995); Forward looking

abnormal accrual (Dechow et al., 1995); dan Sankar Model 1994 (Chan et al., 2001).
Komisaris Independen
Jumlah dewan komisaris independen dengan total anggota dewan komisaris.
Kualitas auditor
Nilai dummy, 1 jika auditor berafiliasi dengan kantor audior big four dan 0 jika

sebaliknya.
Komite Audit
Presentase jumlah anggota komite audit yang independen.
Kepemilikan Manajerial
Proporsi  saham  biasa  yang  dimilik  oleh  para  manajemen  (direksi  dan

komisaris).
Kepemilikan
Besarnya saham yang dimiliki institusi keuanganan seperti perusahaan asuransi,
Institusional
bank, dana pension, dan investment banking.
Leverage Perusahan
Presentase kewajiban terhadap total asset
Tingkat Pertumbuhan
Selisih antara nilai penjualan bersih pada akhir periode dengan nilai penjualan

bersih pada awal periode lalu dibagi dengan nilai penjualan bersih pada awal

periode
Arus Kas Operasi
Arus kas perusahaan pada tahun t, dibagi dengan log total asset (t-1)
Ukuran Perusahaan
Nilai logaritma nilai pada ekuitas perusahaan pada akhir tahun, yaitu jumlah

saham yang beredar pada akhir tahun dikalikan dengan harga pasar saham

akhir tahun
Kinerja Perusahaan
Membagi keuntungan bersih perusahaan setelah pajak dengan aktiva yang

dimiliki perusahaan
Nilai Buku Perusahaan
Jumlah saham yang beredar dikalikan dengan harga saham penutupan pada

akhir tahun yang kemudian dibagi dengan total ekuitas

 Laporan statistik yang relevan untuk setiap studi ditransformasikan dalam effect size untuk diperbandingkan dan diintegrasikan, dengan mengasumsikan bahwa nilai yang digunakan adalah statistical independent. Dalam literatur analisis meta istilah effect size digunakan untuk menunjukkan berapa besarnya hubungan antara variabel dependen dengan spesifik variabel independen.

Effect size dengan mengunkan person coefficient (r) dari setiap pasangan variabel dari tiap–tiap sampel penelitian (study). Nilai (r) statistik dalam sampel penelitian merupakan coefficient dari korelasi antara manajemen dengan variabel karakteristik perusahaan, dan juga antara manajemen laba dengan variabel good corporate governance.
  Setelah nilai r statistik didapatkan dari tiap-tiap sampel penelitian, Hunter et al. (1982) berpen-dapat perlu dilakukan tiga langkah selanjutnya. 
Pertama, menentukan populasi mean correlation (r) yang dihitung dari menghitung rata-rata tertim-bang correlation coefficient dengan sample size (Ni) dari total peneltian yang akan direview.
Langkah kedua, adalah menghtiung observed variance ( 2) dari semua koefisien korelasi dalam sampel penelitian yang terpilih dengan menggun-kan average square error weighted dibagi dengan jum-lah sampel. Statistik ini memberikan estimasi dari total observed variance (Sr2) pada individual korelasi disekitar mean estimate ( ). Tidak seperti teknik analisis meta lain, metode hunter-schmidt-jackson tidak menyamakan observed variance diatara individual corelations (r) dengan population variance. Mereka beranggapan bahwa observed variace (Sr2) terdiri dari error variance (Se2) agar sesuai dengan kaidah sta-tistik, terutama sampling error, sepanjang population variance (Sp2) benar. Jadi estimasi terbaik dari popu-lation variance adalah bukan observed variance per se, tetapai observed variance dikurangi estimasi dari sam-pling error variance.
Langkah ketiga adalah meng-hitung estimasi dari sampling error variance. Pada rumusan ini, K adalah jumlah dari masing-masing study yang termasuk dalam analisis. Estimasi variance sampling error kemudian dikurangi dari observed variance, sehingga meninggalkan residual variance yang memberikan estimasi unbias of population variance






7. Hasil
Dalam penelitan ini GCG diproksi melalui variabel-variabel auditor, komite audit, kepemi-likan manajemen, kepemikian institusional, dan komisaris indepeden. 
Corporate governance berkenaan dengan bagai-mana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakni bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan, berkaitan dengan dana/capital yang telah ditanamkan oleh investor dan berkaitan dengan investor mengontrol para manajer. Hasil penelitian selengkapnya dapat di-lihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Effect Size


Studi
Variabel Dependen
Kualitas
Komite
Kepemilikan
Kepemilikan
Komisaris
Kinerja


Auditor
Audit
Manajerial
Institusional
Independen







Yulianti (2005)
Forwad Looking ab.








Sugiharta (2008)
Jones Model (1991)
0,0719
0,2549






Zahara & Siregar (2009)
Jones Model (1991)





0,0128


Widyastuti (2007)
Model Sankar (1994)


0,4190
0,2990

0,6058


Permatasari (2005)
Modif. Jones Model
0,14,24
0,2020


0,0757




(1991)








Wasilah (2005)
Modif. Jones Model









(1991)








Sukartha (2007)
Modif. Jones Model


0,1680






(1991)








Herusetya (2009)
Modif. Jones kothari



0,1110





(2005)








Yulianti (2005)
Modif. Jones in









Dechow (2005)








Suparno (2007)
Modif. Jones in









Dechow (2005)








Siregar (2005)
Modif. Jones in
0,6822
0,8794

0,9852
0,0880




Kasznik (2009)








Siregar (2006)
Modif. Jones in
-0,0340
-0,0613

-0,0027
-0,0315




Kasznik (2009)








Tresnaningsih
Modif. Jones in
0,0491



0,0162




Kasznik (2009)








Tabel 4. Lanjutan Effect Size

Studi
Varibale Dependen
Nilai
Arus Kas
Tingkat
Ukuran
Leverage

Buku
operasi
Pertumbuhan
Perusahaan





Yulianti (2005)
Forwad Looking ab.

-0,4560




Sugiharta (2008)
Jones Model (1991)




0,2553

Zahara & Siregar
Jones Model (1991)






(2009)







Widyastuti (2007)
Model Sankar (1994)



0,9561
0,9401

Permatasari
Modif. Jones Model



0,3136
0,1929

(2005)
(1991)






Wasilah (2005)
Modif. Jones Model
0,2662

0,8622
0,7886



(1991)






Sukartha (2007)
Modif. Jones Model







(1991)






Herusetya (2009)
Modif. Jones kothari
0,0910
-0,6710
0,0630
-0,1370
-0,0250


(2005)






Yulianti (2005)
Modif. Jones in

-0,8140





Dechow (2005)






Suparno (2007)
Modif. Jones in
0,3022

0,0461
0,4477



Dechow (2005)






Siregar (2005)
Modif. Jones in


0,1441
0,9344
0,9465


Kasznik (2009)






Siergar (2006)
Modif. Jones in


-0,0089
-0,1242
0,1204


Kasznik (2009)






Tresnaningsih
Modif. Jones in

0,2118

0,1893



Kasznik (2009)






Tabel 5. Hasil Analisis Meta
Variabel Dependen
∑ Ni
K Study




Precentage
95% Convidence





Explained
Interval









General Kualitas auditor
1399
5
0,0805
0,0067
0,0035
0,0032
5,28 %
0,0742; 0,0868
9,5634*

Mod. Jones Model in
701
3
0,0700
0,0080
0,0042
0,0038
5,28 %
0,0626; 0,0774
5,6782*

Kasznik
986
4
0,2242
0,0188
0,0037
0,0152
1,19 %
0,1944; 0,2539
20,5970*

General Komite Audit

Mod. Jones Model in
288
2
0,1846
0,0605
0,0065
0,0540
1,10 %
0,0788; 0,2905
18,6697*

Kasznik










General Kepemilikan
138
2
0,3208
0,0150
0,0117
0,0033
0,7774
0,3142; 0,3273
2,5726*

Manajerial










General Kepemilikan
487
4
0,3222
0,1178
0,0066
0,1112
0,0560
0,1041; 0,5402
71,4483*

Institusional










Mod. Jones Model in
288
2
0,4132
0,1730
0,0048
0,1682
0,0276
0,0835; 0,7430
72,4594*

Kasznik (1999)










General Komisaris
891
4
0,0223
0,0011
0,0045
-
4,1035
0,0289; 0,0156
0,9748

Independen





0,0028




Mod. Jones kothari, leone,
705
3
0,0078
0,0004
0,0043
-
10,554
0,0154; 0,0002
0,2842

wasley (2005)





0,0028




General Kinerja
122
2
0,4211
0,0754
0,0111
0,0643
0,1471
0,2950; 0,5472
13,5933*

Perusahaan










General Nilai Buku
295
3
0,2130
0,0097
0,0093
0,0004
0,9589
0,2122; 0,2138
3,1287

Perusahaan










General Cash Flow
863
4
-0,2431
0,2021
0,0041
0,1980
0,0203
-0,6312; 0,1451
197,0429

Operation
863
5
0,1180
0,0646
0,0083
0,0562
0,1292
0,0078; 0,2282
38,7113*

General Growth

Mod. Jones Model in
288
2
0,0143
0,0005
0,0069
-
12,8500
0,0269; 0,0018
0,1556

Kasznik (1999)





0,0064




General Ukuran
1270
8
0,2885
0,0912
0,0053
0,0859
0,0580
0,1201; 0,4570
137,8761

Perusahaan








*

Mod. Jones Model (1991)
250
2
0,4283
0,0417
0,0053
0,0356
0,1280
0,3571; 0,4995
15,6194*

Mod. Jones Model in
701
3
0,2013
0,0632
0,0039
0,0592
0,0624
0,0851; 0,3174
48,1119*

Kasznik (1999)
1693
7
0,2926
0,0571
0,0042
0,0528
0,0742
0,1891; 0,3961
80,8611*

General Leverage

Mod. Jones Model in
288
2
0,3620
0,0584
0,0052
0,0531
0,0898
0,2579; 0,4661
22,2657*

Kasznik (1999












1. Nilai mean correlation ( ) = 0,0805 dengan 95% convidence interval pada (0,0603; 0,1930),nilai 2−1 sebesar 9,5634 sedangkan tabel critical value of chi-square pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai 11,070
 pendapat H1 tidak ditolak, variabel auditor mampu mereduksi atau menekan adanya praktik manajemen laba dalam perusahaan. 

2. Nilai mean correlation sebesar 0,2242. Sementara nilai statistik chi-square menunjukkan nilai 20,5970.Dengan membandingkan hasil dari tabel critical value of chi-square 13,227 pada tingkat signifikan 0,01.sehingga H2 tidak ditolak. Komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan.

3. Nilai mean correlation ( ) = 0,3208 dengan 95% confidennce in-terval (0,3142; 0,3273). Lebih lanjut, uji homogeneitas memperlihatkan nilai statistik 2−1 sebesar 2,5726, sedangkan nilai tabel critical value of chi-square pada df-2 dengan tingkat signifikan 0,10 di-peroleh hasil sebesar 4,605. Sehingga hasil analisis meta menyatakan bahwa H3 tidak ditolak. Kepemilikan manajerial memiliki hubungan positif dengan manajemen laba.

4. Nilai mean correlation ( )= 0,3222 dengan 95% confidence interval (0,1041; 0,5402). Di samping itu dari empat jurnal yang digunakan dalam penelitian, diperoleh hasil statistik 2−1 se-besar 71,4483 sedangkan nilai tabel critical value of chi-square pada df-4 dengan tingkat signifikan 0,01 diperoleh hasil sebesar 13,277. Hasil ini memberikan kesimpulan H4 tidak ditolak, kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap manajemen laba. 

5. Nilai mean correlation ( ) = 0,0223 dengan 95% confidence interval (0,0383; 0,0273). komisaris independen berhubungan positif karena hasil chi-square sebesar 0,9748 meskipun nilai tabel critical value of chi-square pada df-4 dengan tingkat signifikan 0,05 adalah 9,488. Sehingga hasil ini memberikan kesimpulan bahwa, H5 tidak ditolak, komisaris independen memiliki hubungan negatif dengan manajemen laba.

6. Nilai mean correlation= 0,4211 dengan 95% confidence interval

(0,2950; 0,5472). Lebih lanjut hasil perhitungan chi-square 13,5933, menujukan adanya hubungan positif pada tingkat signifikan 0,01 (nilai chi-square tabel 9,210). Sehingga hasil uji secara homogenitas menunjukkan H6 tidak ditolak, profitabilitas memiliki hubungan positif dengan manajemen laba.

7. Nilai mean correlation= 0,2130 dengan 95% confidence interval (0,2122; 0,2138). Hasil meta anaisis juga menunjukkan adanya hubungan positif antara manajemen laba dengan nilai buku perusahaan, meskipun nilai chi-square hitung 3,1287 lebih rendah daripada nilai tabel chi-square 6,251 pada tingkat kepercayaan 90%. Sehingga H7 tidak ditolak, nilai buku perusahaan memiliki hubungan positif dengan manajemen laba.

8. Nilai mean correlation= -0,2431 dengan 95% confidence interval (-0,6312; 0,1451). Sehingga keberadaan H8 ditolak, arus kas operasi tidak memiliki hubungan dengan manajemen laba. 

9. Nilai mean correlation ( ) = 0,1188 dengan 95% confidence interval (0,0078; 0,2282). Lebih lanjut hasil perhitungan chi-square statisitik 2−1 sebesar 38,7113 sedangkan nilai tabel critical value of chi-square pada df-5 dengan tingkat signifikan 0,01 sebesar 15,086. Sehingga dapat disimpulkan dari uji homogenitas analisis meta menujukan bahwa H9 tidak ditolak, tingkat pertumbuhan memiliki hubungan positif dengan pemerataan laba.

10. Nilai mean correlation ( ) = 0,2885 dengan 95% confidence interval (0,1201; 0,4570). Lebih lanjut hasil perhitungan chi-square statisitik 2−1 sebesar 205,2911, sedangkan nilai tabel critical value of chi-square pada df-8 dengan tingkat signifikan 0,01 sebesar 20,090. Sehingga dapat disimpulkan dari uji analisis meta menujukan bahwa H10 tidak ditolak, ukuran perusahaan diprediksi memiliki hubungan positif dengan manajemen laba.

11. Nilai mean correlation ( ) = 0,2885 dengan 95% confidence interval (0,1201; 0,4570). Lebih lanjut hasil perhitungan chi-square statistik 2−1 sebesar 137,8761 sedangkan nilai tabel critical value of chi-square pada df-7 dengan tingkat signifikan  0,01 sebesar 18,475. Sehingga H11 tidak ditolak, leverage perusahan berpengaruh positif tehadap manajemen laba.