KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA: STUDI ANALISIS META
2. Nama Penulis : Zaenal Fanani
3. Nama Jurnal : Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.18, No.2
4. Tahun Jurnal : 2014
5. Latar Belakang Penelitian
Corporate governance merupakan salah satu dasar dalam meningkatkan efisiensi ekonomis, yaitu meliputi hubungan antara manajemen perusahaan dan stakeholder (agent dan principal). Corporate governance diperlukan untuk mengendalikan perilaku pengelola perusahaan agar bertindak tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri, corporate governance berupaya menyamakan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan. Konsep indikator pelaksanaan corporate governance dalam perusahaan terdiri dari auditor, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan insti tusional, dan proporsi dewan komisaris independen. Corporate governance berkenaan dengan bagaimana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan keuntungan bagi mereka, yakni bahwa manajer tidak akan mencuri dan menggelapkan atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan.
Auditor big four adalah auditor yang memiliki keahlian dan
memiliki reputasi yang tinggi diban-ding auditor non big four.
Karena itu auditor big four perusahaan secara
sungguh-sungguh memper-tahankan pangsa pasar, kepercayaan masyarakat, dan
reputasinya dengan cara memberikan perli-dungan kepada publik. Jika auditor
tidak mampu mempertahankan reputasinya, maka masyarakat tidak memberikan
kepercayaan terhadap auditor big four sehingga auditor ini
akan tiada dengan sen-dirinya. Karena itu untuk melindungi reputasinya,
auditor big four akan bekerja secara cermat dan
hati-hati.
Adanya kemung-kinan auditor akan menemukan fraud dalam
sistem akuntansi dan kemudian melaporkan fraud ter-sebut,
variabel auditor mampu mereduksi atau menekan adanya praktik manajeman laba
dalam perusahaan. Dari kajian konsep dan empiris terse-but, maka ditarik
hipotesis sebagai berikut:
H1: auditor
secara robust memengaruhi manajemen laba.
Siregar & Bachtiar (2005) juga menyebutkan komite audit akan melakukan monitoring terhadap
aktivitas perusahaan yang bersangkutan secara independen, sehingga dengan
adanya keberadaan komite audit mampu meningkatkan praktik good corporate
governance di dalam perusahaan. Sehingga dapat dikatakan komite
audit akan berpengaruh negatif tehadap manajemen laba yang dilakukan
perusahaan. Komite audit dihitung dengan menjumlah komite audit yang dimiliki
oleh perusahaan yang berkaitan. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H2: Komite audit secara robust memengaruhi
manajemen laba.
Boediono (2005) secara umum dapat dikatakan bahwa presentase tertentu
kepemilikan saham oleh pihakmanajemen cenderung memengaruhi tindakan manajemen
laba. Sehingga diprediksi kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap
mana-jemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik
hipotesis sebagai berikut:
H3:
kepemilikian manajerial secara robust memengaruhi manajemen
laba.
presentase saham tertentu yang dimiliki
oleh institusi dapat memengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak
menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen.
Sehingga diprediksi kepemilikian institusional memiliki hubungan positif dengan
manajemen laba. Variabel diukur dengan mengunakan indikator presentase jumlah
saham yang dimiliki institusi dari seluruh jumlah modal saham perusahaan yang
beredar.
H4: kepemilikian institusional secara robust memengaruhi
manajemen laba.
Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan peraturan
pencatatan efek Nomor I-A tentang ketentuan umum pencatatan efek bersifat
ekuitas di bursa yang salah satu isinya terkait dengan pelaksanaan good
corporate governance, yaitu komisaris independen.
Komisaris independen diukur
dengan menggunakan indikator presentase anggota dewan komisaris yang berasal
dari luar perusahaan dari seluruh ukuran anggotan dewan komisaris perusahaan.
Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H5: komisaris independen secara robust memengaruhi
manajemen laba .
. Halim et al. (2005) menyebutkan
bahwa leverage me-mengaruhi manajemen laba pada perusahaan,
berdasarkan debt covenant hipothesis, terdapat hubungan positif
antara tingkat leverage dengan manajemen laba.Sehingga diprediksi semakin tinggi proporsi leverage yang
dimiliki oleh suatu perusahaan maka semakin besar kecenderungan manajer
melakukan manajemen laba. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik
hipotesis sebagai berikut:
H6: leverage secara robust memengaruhi
manajemen laba.
Tingat pertumbuhan (growth) diukur dengan
selisih antara nilai penjualan bersih pada akhir periode dengan
nilai penjualan bersih pada awal periode lalu dibagi dengan nilai penjualan
bersih pada awal periode. Tingkat pertumbuhan diprediksi memiliki hubungan
positif dengan pemerataan laba. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H7: tingkat
pertumbuhan secara robust memengaruhi manajemen laba.
(Chung et al., 2005;
Lobo & Zhou, 2005; Tresnaningsih, 2008; dan Becker et al., 2010)
menemukan bahwa perusahaan dengan arus kas operasi yang tinggi akan cenderung
untuk tidak melakukan peningkatan laba melalui peningkatan akrual
diskresioneri. arus kas bersih dari aktivitas operasi
diukur dengan menjumlahkan arus kas operasi perusahaan pada tahun t, dibagi
dengan log total asset (t-1). Sehingga CFO diprediksi memiliki hubungan
negatif dengan manajemen laba. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka
ditarik hipotesis sebagai berikut:
H8: arus kas
operasi secara robust memengaruhi manajemen laba.
Rahmawati et al. (2007) yang menyatakan semakin besar
perusahaan, semakin besar pula tingkat manajemen laba. Sehingga size diprediksi
memiliki hubungan positif dengan earning manajemen.
H9: ukuran
perusahaan secara robust memengaruhi manajemen laba.
Arnawa (2006) dengan mengunakan rasio return on
assets (ROA) dapat dilihat seberapa besar kinerja suatu
perusahaan, nilai rasio ROA yang rendah diduga akan lebih memotivasi pihak
manajemen da-lam melakukan tindakan manajemen laba dengan jalan meningkatkan
laba perusahaan.
Dari kajian konsep dan empiris ter-sebut, maka ditarik
hipotesis sebagai berikut:
H10: kinerja
perusahaan secara robust memengaruhi manajemen laba.
Wasilah (2005) menjelaskan tingginya nilai market
to book value (MTBV) mencerminkan ting-ginya ekspektasi pasar bahwa return perusahaan
di masa yang akan datang akan lebih besar. MTBV diukur dengan
mengalikan jumlah saham beredar akhir tahun dengan harga saham penutupan akhir
tahun, lalu membaginya dengan total ekuitas. Berdasarkan argumen tersebut
diperkirakan bahwa rasio MTBV memiliki hu-bungan yang positif dengan pemerataan
laba. Dari kajian konsep dan empiris tersebut, maka ditarik hipotesis sebagai
berikut:
H11: nilai
buku secara robust memengaruhi mana-jemen laba.
6. Metode
Pendekatan
analisis meta, di-mana pendekatan ini digunakan untuk menguji hipotesis dan
menjelaskan hasil perhitungan yang telah dilakukan. Obyek
penelitian ini adalah artikel penelitian earning manajement yang
terpublikasi di Indonesia selama sepuluh tahun sejak tahun 2000 sampai
dengan 2009.
Variabel
dependen dalam penelitian ini ada-lah manajemen laba yang diwakili dengan
variabel discretionary accrual. Sedangkan variabel inde-penden adalah
suatu variabel tercakup di dalam hipotesis penelitian. Pada
penelitian ini adalah good corporate governance (auditor, komite audit,
kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional) dan karakteristik
perusahaan (leverage perusahan, tingkat pertum-buhan, arus kas operasi,
ukuran perusahaan, ki-nerja perusahaan, dan nilai buku perusahaan). Definisi
dan pengukuran variabel dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Nama dan Pengukuran Variabel
Nama Variabel
|
Pengukuran
|
Manajemen Laba
|
Modified Jones Kothari, Leone, Wasley (2005); Jones Model (1991);
Modified Jones
|
Model Kasznik (1999); Modified Jones Model (Dechow
et al., 1995); Forward looking
|
|
abnormal accrual (Dechow et al., 1995); dan
Sankar Model 1994 (Chan et al., 2001).
|
|
Komisaris Independen
|
Jumlah dewan komisaris independen dengan
total anggota dewan komisaris.
|
Kualitas auditor
|
Nilai dummy, 1 jika auditor
berafiliasi dengan kantor audior big four dan 0 jika
|
sebaliknya.
|
|
Komite Audit
|
Presentase jumlah anggota komite audit
yang independen.
|
Kepemilikan Manajerial
|
Proporsi saham biasa
yang dimilik oleh
para manajemen (direksi
dan
|
komisaris).
|
|
Kepemilikan
|
Besarnya saham yang
dimiliki institusi keuanganan seperti perusahaan asuransi,
|
Institusional
|
bank, dana pension, dan investment banking.
|
Leverage Perusahan
|
Presentase kewajiban terhadap total
asset
|
Tingkat Pertumbuhan
|
Selisih antara nilai penjualan bersih
pada akhir periode dengan nilai penjualan
|
bersih pada awal periode lalu dibagi
dengan nilai penjualan bersih pada awal
|
|
periode
|
|
Arus Kas Operasi
|
Arus kas perusahaan pada tahun t, dibagi
dengan log total asset (t-1)
|
Ukuran Perusahaan
|
Nilai logaritma nilai pada ekuitas
perusahaan pada akhir tahun, yaitu jumlah
|
saham yang beredar pada akhir tahun
dikalikan dengan harga pasar saham
|
|
akhir tahun
|
|
Kinerja Perusahaan
|
Membagi keuntungan bersih perusahaan
setelah pajak dengan aktiva yang
|
dimiliki perusahaan
|
|
Nilai Buku Perusahaan
|
Jumlah saham yang beredar dikalikan
dengan harga saham penutupan pada
|
akhir tahun yang kemudian dibagi dengan total ekuitas
|
Effect size dengan mengunkan person coefficient (r)
dari setiap pasangan variabel dari tiap–tiap sampel penelitian (study).
Nilai (r) statistik dalam sampel penelitian merupakan coefficient
dari korelasi antara manajemen dengan variabel karakteristik perusahaan, dan
juga antara manajemen laba dengan variabel good corporate governance.
Setelah nilai r statistik
didapatkan dari tiap-tiap sampel penelitian, Hunter et al. (1982)
berpen-dapat perlu dilakukan tiga langkah selanjutnya.
Pertama, menentukan
populasi mean correlation (r) yang dihitung dari menghitung rata-rata
tertim-bang correlation coefficient dengan sample size (Ni) dari total peneltian yang akan direview.
Langkah
kedua, adalah menghtiung observed variance ( 2) dari semua koefisien korelasi dalam sampel
penelitian yang terpilih dengan menggun-kan average square error weighted
dibagi dengan jum-lah sampel. Statistik
ini memberikan estimasi dari total observed variance (Sr2) pada
individual korelasi disekitar mean estimate ( ). Tidak seperti
teknik analisis meta lain, metode hunter-schmidt-jackson tidak
menyamakan observed variance diatara individual corelations (r)
dengan population variance. Mereka beranggapan bahwa observed
variace (Sr2) terdiri dari error variance (Se2) agar sesuai dengan kaidah sta-tistik, terutama sampling error,
sepanjang population variance (Sp2) benar.
Jadi estimasi terbaik dari popu-lation variance adalah bukan observed
variance per se, tetapai observed variance dikurangi estimasi dari sam-pling
error variance.
Langkah ketiga adalah meng-hitung estimasi
dari sampling error variance. Pada
rumusan ini, K adalah jumlah dari masing-masing study yang termasuk
dalam analisis. Estimasi variance sampling error kemudian dikurangi dari
observed variance, sehingga meninggalkan residual variance yang
memberikan estimasi unbias of population variance
Dalam
penelitan ini GCG diproksi melalui variabel-variabel auditor, komite audit,
kepemi-likan manajemen, kepemikian institusional, dan komisaris indepeden.
Corporate
governance
berkenaan dengan bagai-mana para investor yakin bahwa manajer akan memberikan
keuntungan bagi mereka, yakni bahwa manajer tidak akan mencuri/menggelapkan
atau menginvestasikan ke dalam proyek-proyek yang tidak menguntungkan,
berkaitan dengan dana/capital yang telah ditanamkan oleh investor dan
berkaitan dengan investor mengontrol para manajer. Hasil penelitian
selengkapnya dapat di-lihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Effect Size

Studi
|
Variabel Dependen
|
Kualitas
|
Komite
|
Kepemilikan
|
Kepemilikan
|
Komisaris
|
Kinerja
|
||
Auditor
|
Audit
|
Manajerial
|
Institusional
|
Independen
|
|||||
Yulianti (2005)
|
Forwad Looking ab.
|
||||||||
Sugiharta (2008)
|
Jones Model (1991)
|
0,0719
|
0,2549
|
||||||
Zahara & Siregar (2009)
|
Jones Model (1991)
|
0,0128
|
|||||||
Widyastuti (2007)
|
Model Sankar (1994)
|
0,4190
|
0,2990
|
0,6058
|
|||||
Permatasari (2005)
|
Modif. Jones Model
|
0,14,24
|
0,2020
|
0,0757
|
|||||
(1991)
|
|||||||||
Wasilah (2005)
|
Modif. Jones Model
|
||||||||
(1991)
|
|||||||||
Sukartha (2007)
|
Modif. Jones Model
|
0,1680
|
|||||||
(1991)
|
|||||||||
Herusetya (2009)
|
Modif. Jones kothari
|
0,1110
|
|||||||
(2005)
|
|||||||||
Yulianti (2005)
|
Modif. Jones in
|
||||||||
Dechow (2005)
|
|||||||||
Suparno (2007)
|
Modif. Jones in
|
||||||||
Dechow (2005)
|
|||||||||
Siregar (2005)
|
Modif. Jones in
|
0,6822
|
0,8794
|
0,9852
|
0,0880
|
||||
Kasznik (2009)
|
|||||||||
Siregar (2006)
|
Modif. Jones in
|
-0,0340
|
-0,0613
|
-0,0027
|
-0,0315
|
||||
Kasznik (2009)
|
|||||||||
Tresnaningsih
|
Modif. Jones in
|
0,0491
|
0,0162
|
||||||
Kasznik (2009)
|
Tabel 4. Lanjutan Effect Size
Studi
|
Varibale Dependen
|
Nilai
|
Arus Kas
|
Tingkat
|
Ukuran
|
Leverage
|
|
Buku
|
operasi
|
Pertumbuhan
|
Perusahaan
|
||||
Yulianti (2005)
|
Forwad Looking ab.
|
-0,4560
|
|||||
Sugiharta (2008)
|
Jones Model (1991)
|
0,2553
|
|||||
Zahara & Siregar
|
Jones Model (1991)
|
||||||
(2009)
|
|||||||
Widyastuti (2007)
|
Model Sankar (1994)
|
0,9561
|
0,9401
|
||||
Permatasari
|
Modif. Jones Model
|
0,3136
|
0,1929
|
||||
(2005)
|
(1991)
|
||||||
Wasilah (2005)
|
Modif. Jones Model
|
0,2662
|
0,8622
|
0,7886
|
|||
(1991)
|
|||||||
Sukartha (2007)
|
Modif. Jones Model
|
||||||
(1991)
|
|||||||
Herusetya (2009)
|
Modif. Jones kothari
|
0,0910
|
-0,6710
|
0,0630
|
-0,1370
|
-0,0250
|
|
(2005)
|
|||||||
Yulianti (2005)
|
Modif. Jones in
|
-0,8140
|
|||||
Dechow (2005)
|
|||||||
Suparno (2007)
|
Modif. Jones in
|
0,3022
|
0,0461
|
0,4477
|
|||
Dechow (2005)
|
|||||||
Siregar (2005)
|
Modif. Jones in
|
0,1441
|
0,9344
|
0,9465
|
|||
Kasznik (2009)
|
|||||||
Siergar (2006)
|
Modif. Jones in
|
-0,0089
|
-0,1242
|
0,1204
|
|||
Kasznik (2009)
|
|||||||
Tresnaningsih
|
Modif. Jones in
|
0,2118
|
0,1893
|
||||
Kasznik (2009)
|

Tabel 5. Hasil Analisis Meta
Variabel Dependen
|
∑ Ni
|
K
Study
|
Precentage
|
95%
Convidence
|
−
|
|||||
Explained
|
Interval
|
|||||||||
General Kualitas auditor
|
1399
|
5
|
0,0805
|
0,0067
|
0,0035
|
0,0032
|
5,28 %
|
0,0742; 0,0868
|
9,5634*
|
|
Mod. Jones Model in
|
701
|
3
|
0,0700
|
0,0080
|
0,0042
|
0,0038
|
5,28 %
|
0,0626; 0,0774
|
5,6782*
|
|
Kasznik
|
986
|
4
|
0,2242
|
0,0188
|
0,0037
|
0,0152
|
1,19 %
|
0,1944; 0,2539
|
20,5970*
|
|
General Komite Audit
|
||||||||||
Mod. Jones Model in
|
288
|
2
|
0,1846
|
0,0605
|
0,0065
|
0,0540
|
1,10 %
|
0,0788; 0,2905
|
18,6697*
|
|
Kasznik
|
||||||||||
General Kepemilikan
|
138
|
2
|
0,3208
|
0,0150
|
0,0117
|
0,0033
|
0,7774
|
0,3142; 0,3273
|
2,5726*
|
|
Manajerial
|
||||||||||
General Kepemilikan
|
487
|
4
|
0,3222
|
0,1178
|
0,0066
|
0,1112
|
0,0560
|
0,1041; 0,5402
|
71,4483*
|
|
Institusional
|
||||||||||
Mod. Jones Model in
|
288
|
2
|
0,4132
|
0,1730
|
0,0048
|
0,1682
|
0,0276
|
0,0835; 0,7430
|
72,4594*
|
|
Kasznik (1999)
|
||||||||||
General Komisaris
|
891
|
4
|
0,0223
|
0,0011
|
0,0045
|
-
|
4,1035
|
0,0289; 0,0156
|
0,9748
|
|
Independen
|
0,0028
|
|||||||||
Mod. Jones kothari, leone,
|
705
|
3
|
0,0078
|
0,0004
|
0,0043
|
-
|
10,554
|
0,0154; 0,0002
|
0,2842
|
|
wasley (2005)
|
0,0028
|
|||||||||
General Kinerja
|
122
|
2
|
0,4211
|
0,0754
|
0,0111
|
0,0643
|
0,1471
|
0,2950; 0,5472
|
13,5933*
|
|
Perusahaan
|
||||||||||
General Nilai Buku
|
295
|
3
|
0,2130
|
0,0097
|
0,0093
|
0,0004
|
0,9589
|
0,2122; 0,2138
|
3,1287
|
|
Perusahaan
|
||||||||||
General Cash Flow
|
863
|
4
|
-0,2431
|
0,2021
|
0,0041
|
0,1980
|
0,0203
|
-0,6312; 0,1451
|
197,0429
|
|
Operation
|
863
|
5
|
0,1180
|
0,0646
|
0,0083
|
0,0562
|
0,1292
|
0,0078; 0,2282
|
38,7113*
|
|
General Growth
|
||||||||||
Mod. Jones Model in
|
288
|
2
|
0,0143
|
0,0005
|
0,0069
|
-
|
12,8500
|
0,0269; 0,0018
|
0,1556
|
|
Kasznik (1999)
|
0,0064
|
|||||||||
General Ukuran
|
1270
|
8
|
0,2885
|
0,0912
|
0,0053
|
0,0859
|
0,0580
|
0,1201; 0,4570
|
137,8761
|
|
Perusahaan
|
*
|
|||||||||
Mod. Jones Model (1991)
|
250
|
2
|
0,4283
|
0,0417
|
0,0053
|
0,0356
|
0,1280
|
0,3571; 0,4995
|
15,6194*
|
|
Mod. Jones Model in
|
701
|
3
|
0,2013
|
0,0632
|
0,0039
|
0,0592
|
0,0624
|
0,0851; 0,3174
|
48,1119*
|
|
Kasznik (1999)
|
1693
|
7
|
0,2926
|
0,0571
|
0,0042
|
0,0528
|
0,0742
|
0,1891; 0,3961
|
80,8611*
|
|
General Leverage
|
||||||||||
Mod. Jones Model in
|
288
|
2
|
0,3620
|
0,0584
|
0,0052
|
0,0531
|
0,0898
|
0,2579; 0,4661
|
22,2657*
|
|
Kasznik (1999
|
1. Nilai mean correlation ( ) = 0,0805 dengan 95% convidence interval pada
(0,0603; 0,1930),nilai
2−1 sebesar 9,5634 sedangkan tabel critical
value of chi-square pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan nilai 11,070
pendapat
H1 tidak ditolak, variabel auditor mampu
mereduksi atau menekan adanya praktik manajemen laba dalam perusahaan.
2. Nilai mean correlation sebesar 0,2242.
Sementara nilai statistik chi-square menunjukkan nilai 20,5970.Dengan
membandingkan hasil dari tabel critical value of chi-square 13,227
pada tingkat signifikan 0,01.sehingga
H2 tidak ditolak. Komite audit berpengaruh
terhadap manajemen laba yang dilakukan perusahaan.
3. Nilai mean correlation
( ) = 0,3208 dengan 95% confidennce in-terval (0,3142; 0,3273).
Lebih lanjut, uji homogeneitas memperlihatkan nilai statistik 2−1 sebesar 2,5726, sedangkan nilai tabel critical
value of chi-square pada df-2 dengan tingkat signifikan 0,10
di-peroleh hasil sebesar 4,605. Sehingga hasil analisis meta menyatakan bahwa H3 tidak ditolak. Kepemilikan manajerial memiliki hubungan positif
dengan manajemen laba.
4. Nilai mean correlation ( )= 0,3222 dengan 95% confidence interval (0,1041; 0,5402). Di
samping itu dari empat jurnal yang digunakan dalam penelitian, diperoleh hasil
statistik 2−1 se-besar 71,4483 sedangkan nilai tabel critical
value of chi-square pada df-4 dengan tingkat signifikan 0,01
diperoleh hasil sebesar 13,277. Hasil ini memberikan kesimpulan H4 tidak ditolak, kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap
manajemen laba.
5. Nilai mean correlation ( ) = 0,0223 dengan 95% confidence interval (0,0383; 0,0273).
komisaris independen berhubungan positif karena hasil chi-square sebesar
0,9748 meskipun nilai tabel critical value of chi-square pada df-4
dengan tingkat signifikan 0,05 adalah 9,488. Sehingga hasil ini memberikan
kesimpulan bahwa, H5
tidak ditolak, komisaris independen memiliki hubungan negatif dengan manajemen
laba.
6. Nilai mean correlation= 0,4211 dengan 95% confidence interval
7. Nilai
mean correlation= 0,2130 dengan 95% confidence interval (0,2122;
0,2138). Hasil meta anaisis juga menunjukkan adanya hubungan positif
antara manajemen laba dengan nilai buku perusahaan, meskipun nilai chi-square
hitung 3,1287 lebih rendah daripada nilai tabel chi-square 6,251 pada
tingkat kepercayaan 90%. Sehingga H7 tidak ditolak, nilai buku perusahaan memiliki hubungan positif dengan
manajemen laba.
8. Nilai mean correlation= -0,2431 dengan 95% confidence interval (-0,6312; 0,1451).
Sehingga keberadaan H8
ditolak, arus kas operasi tidak memiliki hubungan dengan manajemen laba.
9. Nilai mean correlation ( ) = 0,1188 dengan 95% confidence interval (0,0078; 0,2282). Lebih
lanjut hasil perhitungan chi-square statisitik 2−1 sebesar 38,7113 sedangkan nilai tabel critical
value of chi-square pada df-5 dengan tingkat signifikan 0,01 sebesar
15,086. Sehingga dapat disimpulkan dari uji homogenitas analisis meta menujukan
bahwa H9 tidak ditolak, tingkat pertumbuhan memiliki
hubungan positif dengan pemerataan laba.
10. Nilai mean correlation ( ) = 0,2885 dengan 95% confidence interval (0,1201; 0,4570). Lebih
lanjut hasil perhitungan chi-square statisitik 2−1 sebesar 205,2911, sedangkan nilai tabel critical
value of chi-square pada df-8 dengan tingkat signifikan 0,01
sebesar 20,090. Sehingga dapat disimpulkan dari uji analisis meta menujukan
bahwa H10 tidak ditolak, ukuran perusahaan diprediksi
memiliki hubungan positif dengan manajemen laba.
11. Nilai mean correlation ( ) = 0,2885 dengan 95% confidence interval (0,1201; 0,4570). Lebih
lanjut hasil perhitungan chi-square statistik 2−1 sebesar 137,8761 sedangkan nilai tabel critical value of chi-square pada df-7 dengan tingkat signifikan 0,01 sebesar 18,475. Sehingga H11 tidak ditolak, leverage perusahan berpengaruh positif tehadap manajemen laba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar